Menjemput keajaiban

Menjemput keajaiban,, 
2 kata yang begitu memberi misteri dengan arti yang belum pasti
Belajar dari kisah Siti Hajar yang berlari kian kemari mencari jejak air, mendaki bukit shafa - marwa demi menjawab tangisan sang putra tercinta...
Tanpa kenal lelah ia berlari... walau pun belum ada tanda jejak air yang ia temui, hmm.. dan mungkin beliau tidak tahu bahwa di sana tak akan bisa ia temukan sepercik air pun
Namun, apa yang dilakukannya?
sembari meyakinkan diri "Jika Ini perintah Allah, maka Dia pasti tidak akan menyia-nyiakan kami"
Ia terus berlari dan tetap mencari jejak air itu...
Dan.. apa yang terjadi, tiba-tiba ia temui 'zam-zam... zam-zam" air yang mengalir keluar di tengah padang pasir, bukan dari 'hasil' berlariannya mendaki bukit shafa - marwa, melainkan dari kaki sang putra 'ismail' yang    'mengais-ngais' kan kakinya ke pasir..
Subhanallah... Bisa jadi keajaiban itu muncul 'bukan dari' ikhtiar-ikhtiar kita, melainkan dari berbagai jalan yang masih tertutup keterhijaban suci Nya....
kembali meyakini bahwa posisi kita berada pada bagian usaha, ikhtiar...
dan keajaiban itu... Allah lah pemiliknya 
Pesan yang disampaikan melalui inspirator abadi " bekerjalah kamu maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin...." 
sebuah pesan yang menginspirasi kita sebagai peneladannya

Sebuah kata-kata hikmah yang cukup dalam resapannya dalam buku "Jalan Cinta Para Pejuang" Salim A Fillah
Seringkali, yang paling mencintai kita
tak menjadi yang paling kita cintai
Dan mungkin pernah
yang paling kita cintai
membuat hati kita kita bagai dirajam duri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar