Kisah Abdurrahman bin Auf

Abdurrahman bin Auf, Nama seorang shahabat Rasulullah yang bermental kaya. Seorang Shahabat rasul yang mendapatkan kabar gembira sebagai 1 diantara 10 orang yang dijamin masuk surga ketika masih hidup, minal mubasy-syirin bil-jannah. Menjadi Muslim sejak awal kedatangan Islam, bahkan sebelum Nabi menjadikan Baitul Arqam sebagai tempat pertemuan dan markas penyebaran dakwah.

Abu Bakar adalah yang pertama datang menyampaikan Islam kepada Abdurrhaman bin Auf, bersama beberapa sahabat lainnya, termasuk Utsman bin Affan dan Zubair bin Awwam. Tidak sedikit pun penolakan dari mereka, apalagi keraguan tentang kebenaran Islam, lalu bersama Abu Bakar menemui Rasulullah menyatakan keislaman mereka.

Abdurrahman bin Auf sebagai seorang Pengusaha  
Abdurahman adalah seorang pebisnis yang luar biasa, sampai ia mendapat julukan sebagai Manusia 'bertangan emas', dikarenakan setiap kali bisnis yang ia pegang dapat dipastikan sukses. Ia juga seorang pebisnis yang jujur, sehingga relasi dan konsumen nya pun selalu merasakan kepuasan saat bertransaksi dan bekerja sama dengan beliau. Ia juga dikenal luas di jazirah arab sebagai salah satu saudagar termahsyur. Dengan karunia luar biasa yang Allah berikan kepada nya, Abdurrahman tidak berbisnis untuk menumpuk-nupuk harta, melainkan sebagai salah seorang shahabat yang dikasihi oleh rasul ia senantiasa membelanjakan hartanya di jalan Allah.

Abdurrahman bin Auf yang Kaya Raya
Sebagai seorang pebisnis, saudagar yang mahsyur saat ini, keuletan serta do'a khusus dari rasulullah menjadikan bisnis Abdurrahman berhasil dan termasuk menjadi salah seorang shahabat rasulullah yang paling kaya. Bahkan kekayaannya konon melebihi para shahabat rasul yang lain. Salah satu gambaran kakayaan abdurrahman adalah di saat-saat sebelum wafat, beliau berwasiat untuk membagikan 50.000 dinar (sekitar 12,5 Milyar) untuk dibagikan kepada para veteran perang badar. Angka yang fantastis untuk dibagi-bagikan di kala itu,ribuan tahun yang lalu... Subhanallah...

Mentalitas Kaya Seorang Abdurrahman bin Auf
Ada sebuah anekdot sederhana, cerita tentang seorang bos dan sopir nya yang naik mobil kemudian dirampok di tengah jalan diambil semua harta yang mereka punya tinggal baju yang melekat di tubuh saja, kemudian mereka dibuang ke hutan, hari berganti hari, bulan berganti bulan sampai akhirnya si bos keluar hutan kembali dengan pakaian yang bagus, mengendarai mobil dan kembali kaya raya jauh lebih kaya dari sebelum saat di buang di hutan, sedangkan sang sopir keluar dari hutan dengan pakaian compang-camping dan lebih menyedihkan dibandingkan saat awal dibuang di hutan. Inilah mentalitas, inilah cara bermain... Seorang Abdurrahman bin auf mempunyainya, mental dan cara bermainnya. teringat saat panggilan hijrah datang, harta, rumah, kendaraan, dan semua yang ia bangun selama ini di makkah harus ia tingalkan, demi sebuah ketaatan kepada Allah dan rasul Nya. Ia tinggalkan tanpa ada yang ia bawa, dengan tekad bulat ia berangkat hijrah ke madinah. Saat tiba di madinah ia dipersaudarakan dengan Sa'ad bin Rabi', lalu sa'ad berkata kepadanya seperti yang diriwayatkan anas bin malik, 'wahai saudaraku, aku adalah salah seorang penduduk madinah yang punya banyak harta, pilihlah dan ambilah, aku juga mempunyai dua orang istri, lihatlah salaj satu dari mereka yang menarik hatimu,sehingga aku bisa menceraikannya untukmu. Kemudian Abdurrahman menjawab 'Semoga Allah memberkah harta dan keluarga anda. Tunjukkanlah di mana letak pasar. Luar Biasa, Mentalitas Kaya... Memberi lebih utama, bahkan di saat ia tidak memiliki apa-apa, abdurrahman menunjukkan mentalitas kayanya. Mentalitas dan Cara Bermain Abdurrahman Luar biasa, teladan bagi para pengusaha muslim. Singkat cerita (detail cara bisnis Abdurrahman akan kita bahas pada tulisan yang lain), Abdurrahman memulai  bisnisnya dan kembali menjadi kaya raya. Dahsyat...

Abdurrahman bin Auf yang Dermawan
Kedermawanan abdurrahman bin auf tidak diragukan lagi. Saat itu kota madinah yang dalam keadaan aman dan tenteram, tiba-tiba menjadi ramai . Terlihat debu tebal yang mengepul di udara, datang dari tempat ketinggian di pinggir kota. Tidak lama kemudian, sampailah 700 kendaraan (unta) yang sarat dengan muatannya yang memenuhi jalanan kota madinah dan menyibukkannya. Lalu, banyak orang yang memanggil dan menghimbau untuk menyaksikan keramaian  itu serta turut bergembira dengan datangnya harta dan rezeki yang dubawa oleh kafilah tersebut. Mendengar hiruk pikuk itu, Aisyah kemudian bertanya kepada seseorang' apakah yang sudah terjadi di kota madinah?' mendapat bahwa ini adalah kafilah abdurrahman yang datang dari syam membawa barang-barang dagangannya , Aisyah RA, berujar " Kafilah abdurrahman bin auf yang telah menyebabkan semua kesibukan ini?" Benar wahai ummul mukminin, Abdurrahman bin Auf membawa 700 kendaraan sarat dengan muatan daganagan.
Aisyah kemudian menggeleng-gelengkan kepada seraya teringat dan berkata aku pernah mendengar Rasulullah SAW Bersabda 'Kulihat Abdurrahman bin auf masuk surga dengan perlahan-lahan.'
Mendengar hal tersebut ada salah satu shahabat yang kemudian menyampaikan kabar tersebut kepada abdurrahman, dan ia pun kemudian mendatangi rumah Aisyah RA dan berkata "sungguh engkau telah mengingatkanku akan suatu hadist yang tak kan pernah kulupakan. Ia sejenak terdiam dan kemudian berkata, Dengan ini aku mengharap dengan sangat agar engkau menjadi saksi bahwa kafilah ini dengan semua muatannya berikut kendaraan dan perlenkapannya kupersembahkan di jalan Allah, maka dibagikanlah semua muatan dari 700 unta tersebut kepada seluruh penduduk madinah dan sekitarnya sebagai wujud rasa syukurku kepada Allah atas seluruh rezeki yang telah diberka kepadaku. Semua...Semua Ia sedekahkan... sekali lagi... Semua Ia Sedekahkan.. Allahuakbar...
Sepenggal kisah lain, kisah saat menjelang perang tabuk, perang terakhir di masa rasulullah, kamu muslimin membutuhkan dana yang besar, sedang madinah sedang mengalami krisis dan paceklik. Rasulullah kemudian menghimbau shahabatnya untuk berinfaq di jalan Allah, kaum muslimin pun menyambuat himbauan tersebut dengan berbondong-bondong menginfaqkan hartanya, siapakah pelopornya? Tentu saja Abdurrahman bin Auf pelopornya, ia datang kepada rasulullah dengan membawa 200 'uqiyah emas, saking banyaknya emas yang dibawa Abdurrahman bin auf, umar bin khattab sampai berkata ' Ya Rasulullah, kurasa Abdurrahman bin auf telah menyengsarakan keluarganya dan ini termasuk dosa besar, karena ia tidak meninggalkan sesuatu sedikitnya pun untuk mereka.Rasulullah kemudian bertanya 'apakah engkau telah menyisakan sesuatu untuk keluargamu?
Abdurrahman menjawab "Sudah, yang kutinggalkan jauh lebih banyak dari apa yang kusedekahkan"
Apa itu? Dan berapa? tanya Rasulullah
Yaitu Rezeki, Kebaikan dan Pahala yang dijanjikan oleh Allah dan Rasulullah
Sekali lagi, Dahsyat !!! buah keimanan luar biasa dari seorang abdurrahman bin auf.

Bersambung.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar